Powered By Blogger

Selasa, 25 Agustus 2009

Sabtu, 15 Agustus 2009

BENARKAH BANGSA ISRAIL ADALAH BANGSA YANG TERKUTUK?

Selama ini, orang-orang Islam yang awam dibingungkan dengan keragaman istilah Israel, Yahudi, Yudaisme, Bani Israel, dan Zionisme. Untuk memperjelas konteks permasalahan, mari kita pilah istilah-istilah berdasarkan definisinya yang jelas:
1. Israel
Israel adalah gelar yang diberikan Allah kepada Jacob/Ya’qub as., nabi yang sangat dkasihi-Nya. Secara etimologis, arti Israel ialah ‘yang terpilih’. Karena alasan ini, bangsa/bani Israel menganggap dirinya sebagai ‘bangsa terpilih’ yang berhak mengatur dan memimpin dunia.
2. Bangsa Israel / Bani Israel (Arab) / Banu Yisraeli (Hebrew) / Sons of Israel (Inggris)
Bangsa/Bani Israel adalah sebutan untuk anak-cucu Jacob/Ya’qub as. Karena Allah kerap memanggil Jacob/Ya’qub as dengan nama Israel, maka anak-cucunya disebut Bani Israel.
3. Yudaisme atau Judaism (Inggris)
Yudaisme merupakan sebutan para ahli kepada agama ‘resmi’ bangsa Israel. Ajaran-ajarannya bersumber dari Torah yang dibawa Moses/Musa as dan tradisi-tradisi yang dibangun para Rabbi (pemuka agama) yang dikomplikasikan dalam sebuah kitab bernama ‘Talmud’. Di masa sekarang ini, Yudaisme lebih didominasi oleh ajaran ‘Talmud’ daripada Torah. Orang Yahudi/Israel sendiri menyebut agama dengan kata Halakhah.
4. Negara Israel / State of Israel (Inggris) / Medinat Yisraeli (Hebrew) / Jumhurriya Al Israeliya (Arab).
Negara Israel adalah negara Zionis yang dideklarasikan oleh David Ben Gurion dan Golda Meyer pada tahun 1948 di Tel Aviv – Jaffa.
5. Negara Israel juga bisa bermakna Kerajaan Israel yang dibangun pada 2000 tahun SM. Kerajaan Israel ialah sebuah Federasi yang didirikan oleh 12 suku Israel dengan Rajanya yang pertama ialah Saul/Thalut. Raja yang kedua ialah David/Daud as dan Raja yang ketiga ialah Solomon/Sulaiman as. Setelah Solomon/Sulaiman as. mangkat, dua puteranya, Rehabem dan Yerobeam berebut tahta. Kerajaan ini pun pecah menjadi dua: Kerajaan Israel di selatan dengan rajanya Rehabem dan Kerajaan Judah/Yahuda di utara dengan rajanya Yerobeam. Kerajaan Judah/Yahuda hanya didukung dua suku: Benjamin dan Judah. Sementara 10 suku lainnya mendukung kerajaan Israel. 
6. Yahudi atau Jew (Inggris) atau Yahuud (Arab) atau Judah (Hebrew)
Yahudi adalah sebutan untuk etnis zaman baheula yang diam di Kerajaan Judah/Yahuda yang umumnya merupakan suku keturunan Yahuda/Judah bin Israel/Jacob/Ya’qub. Di dalam Bani Israel, terdapat 12 suku: Ruben, Simon, Levi, Judah, Issachar, Zebulun, Daan, Naphtali, Gad, Asher, Joseph, Benjamin. 12 suku tersebut merupakan keturunan dari 12 putera Israel/Jacob/Ya’qub as. Di antara 12 suku tersebut, Suku Yahudi/Yahuda/Yahuud/Judahmemiliki jumlah paling dominan. Karena itu Bani Israel sering di-sama-rata-kan sebagai ‘Yahudi’, hingga zaman sekarang.
7. Zionisme atau Zionism (Inggris) atau beit el Zion (Hebrew)
Zionisme ialah ideologi yang dirimuskan Dr. Theodore Hertzl pada akhir abad ke 19. Tujuannya ialah untuk menghimpun seluuh etnis Yahudi di dunia yang terserak akibat diaspora (pengusiran) dari kampung halaman mereka di Kana’an/Filistin/Palestina/Arab ke dalam satu negara-wilayah, yakni negara Israel sekarang. Kata Zionisme diambil dari nama Bukit Zion, sebuah bukit yang dijadikan basis pertahanan Raja David/Daud as saat menghadapi pemberontakan yang dilancarkan salah satu puteranya. 
Di dalam Al-Qur’an, kata ‘Bani Israel’ atau kata yang merujuk kepadanya terdapat di dalam sekitar 54 ayat (kalau saya tidak salah). Sementara kata ‘yahudi/yahuud’ atau kata yang merujuk kepadanya terdapat di dalam sekitar 37 ayat (kalau tidak salah). Di antara ayat-ayat tersebut, banyak kata yang memang ‘menyerang’ kata ‘Yahudi’ atau ‘Bani Israel’ secara eksplisit dan tegas. Misalnya:
“…….sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah……[At-Taubah ;34]

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali …….”[Al-Israa: 4]

disadur dari : Untuk anggota HIDAYAT NUR WAHID FOR PRESIDEN RI 2014

Jumat, 14 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan

Bulan Ramadhan beberapa saat lagi tiba, Alhamdulillah, umat Islam wajib menyambut dengan perasaan penuh suka cita. Bulan penuh berkah, penuh ampunan dan maghfirah akan memberikan pencerahan  bagi mereka yang beriman dan bertakwa hanya kepada Allah SWT. Umat Islam bergembira menyambut "penen raya". Mengapa panen raya? Karena bagi mereka yang berbuat kebaikan, beramal saleh, beribadah pada bulan tersebut akan memperoleh pahala yang berlipat-lipat di bandingkan perbuatan tersebut dilakukan di bulan lain. 

Sungguh Allah maha kaya, maha pemurah, maha pengasih dan penyayang.... Selama bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, memberikan kesempatan umat islam beribadah seluas-luasnya dengan penuh kekhusukan dan ketakwaan.

Hal-hal yang bersifat "teror"  segera dihentikan, baik teror fisik, teror mental maupun jenis teror lain segera dihentikan, gencatan senjata. Mari kita berikan ketenangan bagi umat islam yang akan melakukan saum dan amalan-amalan saleh dengan penuh khusuk. Bulan ramadhan, waktu yang terbaik untuk menahan hawa nafsu, iri, dengki dan amarah. Jangan sampai bulan suci ini masih dicemari oleh hal-hal yang tidak mencerminkan citra Islam yang bersih, cinta damai, dan rahmatan lil 'alamin.

"Koruptor ?" saatnya untuk merenungi perbuatan yang anda lakukan, baik korupsi dilakukan dengan penuh kesadaran maupun tanpa disadari karena sistem, bulan Ramadhan waktu untuk bermuhasabah yang terbaik. Semoga Allah mengampuni kita semua, amin.

Sudah siapkah kita menyambutnya?

Sabtu, 01 Agustus 2009

Teroris Beragama Secara Egois

Salah satu hikmah dari peringatan Isra’ Mi’raj adalah mengajarkan agar kita berislam yang sosial bukan Islam yang egois. Salah satu pemikiran Islam egois adalah adanya pemahaman yang menyimpang seperti perilaku para teroris yang melakukan pengeboman. Apa pun agama mereka itu sebenarnya menggambarkan bahwa mereka melakukan perilaku beragama yang egois.“Mereka berharap dengan bunuh diri akan mati syahid dan akan masuk syurga. Padahal perilaku mereka menyusahkan banyak pihak, merugikan kepentingan umum, yang menjadi korban adalah saudara mereka sendiri, saudara semuslim,” kata Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.Hidayat mengungkapkan hal tersebut saat menyampaikan hikmah Isra' Mi'raj usai shalat subuh berjamaah di Masjid Nurul Yaqin, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Minggu (26/7/2009) pagi sebagaimana yang tertuang dalam rilis yang diterima detikcom.Hidayat yang sedang mengisi masa resesnya itu menambahkan, justru dengan adanya ledakan itu bahkan menghadirkan fitnah yang baru terhadap umat Islam. Padahal peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan kepada kita untuk selalu mementingkan kepentingan umum. Bukan kepentingan diri sendiri."Salah satu upaya yang efektif untuk memerangi terorisme adalah dengan mengajarkan perilaku beragama yang baik sehingga membawa kemashlahatan umum. Dengan itu pula, diharapkan dapat menghadirkan keshalihan sosial dan bukan egoisme seperti teroris itu,” katanya di hadapan ratusan masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masjid dan Musholla se-Jakarta Barat itu.Kembalinya Rasulullah SAW usai perjalanan dari Masjidil Haram(Makkah)-Masjid Al Aqsha(Palestina)-Sidratul Muntaha(langit ketujuh) adalah salah satu bukti Islam mengajarkan keshalihan sosial bukan individualis.“Kalau Rasulullah mau, tentu Beliau tidak akan kembali kedunia untuk mengajarkan beragam kebaikan, kedamaian dan kemaslahatan umum. Tentu Rasulullah akan tetap di langit ketujuh dengan nyamannya,” urai Hidayat yang juga anggota DPR RI FPKS.Salah satu latar belakang peristiwa Isra’ Mi’raj adalah Allah ingin menghibur Rasulullah usai Khadijah(istri Rasulullah) dan Abu Thalib (Paman Rasulullah) meninggal dunia.Faktanya, Rasulullah kembali ke bumi untuk mengajarkan kedamaian, kerukunan, kebahagiaan dan tidak hidup egois serta individualisis. Karena itulah yang terjadi pada para teroris yang ingin hidup seenaknya sendiri. Terorisme adalah bentuk dari individualis.Mayoritas masayarakat kita menginginkan hidup beragama yang dapat menghadirkan kemashalatan umum. “Untuk itulah, penyimpangan yang terjadi hendaknya disikapi dengan proporsional, tidak mengkaitkannya dengan agama apa pun. Karena semua agama tidak mengajarkan penyimpangan dan menolak segala macam bentuk terorisme.Ketua MPR berharap dengan hasil Pilpres yang sudah ditetapkan KPU membawa maslahat yang lebih besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Jangan menghadirkan laknat, beban karena sideback sejarah yang represif dalam menangani segala permasalahan.“Semoga pemerintahan yang akan datang menjadi pemerintahan yang kuat dan membawa rahmat untuk semua ummat,” harapnya. 

http://ainuttijar.blogspot.com/