Powered By Blogger

Jumat, 13 November 2009

ABSTRAKSI

MENINGKATKAN MOTIVASI  BELAJAR KIMIA MELALUI  PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ELEKTRONIK DI KELAS XII IPA-1                                                                 SMA NEGERI 1 MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

 

Amat Aswandi

SMA NEGERI 1 MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

Jalan Pasir Kaliki Desa Sukamaju Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

E-mail:sman1_megamendung@yahoo.com, telp (0251) 8248813

E-mail :aswandiamat@gmail.com. hp 081310379063

Abstrak

Motivasi diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam melaksanakan suatu kegiatan. Tanpa adanya motivasi yang tinggi niscaya seseorang mau bersusah payah melakukan suatu aktivitas yang menyita waktu dan energi. Orang mermpunyai motivasi tinggi dapat dilihat dari tingkat antusias orang tersebut dalam melakukan kegiatan.  Dengan kata lain orang yang beraktivitas dengan penuh semangat berarti tingkat antusiasmenya tinggi,  menandakan di dalam jiwanya tertanam motivasi yang tinggi pula. Seorang guru sebagai agen pembelajaran dan agen perubahan dituntut untuk mampu membangkitkan motivasi siswa selalu belajar penuh semangat. Dengan timbulnya motivasi dalam diri siswa akan mempermudah pencapaian tujuan yaitu adanya perubahan tingkah laku yang permanen pada diri siswa tersebut.

Tidak sedikit siswa mengikuti pelajaran hanya sekedar ikut-ikutan, tanpa menyadarari pentingya belajar,  sehingga dalam belajar kurang sungguh-singguh dan asal-asalan. Hal  ini menjadi tantangan bagi seorang guru untuk bisa membangkitkan minat belajar pada diri siswa. Tidak sedikit siswa malas mengikuti suatu pelajaran dikarenakan cara mengajar guru atau metode pembelajaran guru kurang disukai siswa, termasuk media pembelajaran yang digunakan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Siswa mengharapkan guru menyampaikan pembelajaran dengan berbagai variasi metode dan media yang digunakan. Sebisa mungkin media yang digunakan juga mengikuti perkembangan jaman dan teknologi.

Siswa di SMA Negeri 1 Megamendung motivasi belajar siswa masih relative rendah, hal ini ditandai dengan tingkat kehadiran yang masih rendah, kemauan membeli keperluan pembelajaran (seperti buku) masih rendah, penyelesaian tugas rumah yang tidak tepat waktu dan sebagainya. Termasuk minat siswa memasuki program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga masih rendah. Pelajaran kimia merupakan salah satu bagian dari program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang kurang diminati oleh siswa. Siswa merasakan pelajaran kimia sangat sulit dan (mungkin) kurang menarik. Tantangan bagi kami (guru kimia) untuk lebih kreatif bisa menyajikan pembelajaran kimia lebih menarik, inovativ, dan menantang sehingg siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran kimia.

Dengan mengambil judul “MENINGKATKAN MOTIVASI  BELAJAR KIMIA MELALUI  PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ELEKTRONIK DI KELAS XII IPA-1 SMA NEGERI 1 MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR “ penelitian ini bermaksud  menemukan solusi  agar  siswa memiliki motivasi belajar kimia,  serta bertujuan untuk menguji pemanfaatan media pembelajaran elektronik, guna meningkatkan motivasi siswa belajar kimia.

Penelitian dilakukan dengan mengambil obyek kelas XII IPA-1 SMA Negeri 1 Megamendung Kabupaten Bogor dengan siswa sebanyak 42 terdiri 28 siswa putrid dan 14 siswa putra. Adapun pelaksanaan penelitian pada bulan Juli sampai dengan bulan September tahun 2009.

Sesuai dengan judul penelitian, maka peneliti dalam setiap action (pelaksanaan) pembelajaran  selalu memanfaatkan media elektronik yaitu laptop, proyektor, speeker aktiv. Selain memutarkan video percobaan kimia dan program-program animasi (flash) peneliti lebih dominan memanfaatkan program Power Point. Materi-materi sendiri diperoleh dengan mengunduh dari internet.

Untuk mengetahui tingkat motivasi/antusiasme siswa mengikuti pembelajaran kimia digunakan metode angket option terbatas yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Indikator tingkat motivasi/antusiasme siswa di fokuskan pada pernyataan tingkat “senang” atau ketertarikan siswa pada pelajaran kimia, tingkat kesulitan siswa pada pelajaran kimia dan tingkat motivasi/minat siswa pada pelajaran kimia. Pernyataan-pernyataan tersebut adalah:

Ø   Pelajaran kimia bagi saya sangat sulit

Ø   Saya senang pembelajaran kimia dengan bantuan media elektronik

Ø   Dengan bantuan media elektronik pelajaran kimia menjadi lebih menarik

Ø   Dengan bantuan media elektronik menambah minat/motivasi saya  belajar kimia

Dari hasil angket yang dilakukan setiap akhir siklus ternyata diperoleh hasil yang sangat baik, bahkan di luar perkiraan peneliti, pada siklus pertama  41 dari 42 siswa atau lebih dari 97% siswa menyatakan senang pembelajaran kimia dengan bantuan media elektronik, sedangkan siklus II dan siklus III, 100% siswa menyatakan senang pembelajaran kimia dengan bantuan media elektronik.

Tentang pernyataan dengan bantuan media elektronik pelajaran kimia menjadi lebih menarik dari siklus pertama sampai siklus ketiga terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu berturut-turut diperoleh 69.05%, 90.47% dan 95.23%. Sedangkan untuk pernyataan dengan bantuan media elektronik menambah minat/motivasi saya  belajar kimia berturut-turut diperoleh 76.19%, 88.10% dan 92.86%.

Di sisi lain terjadi penurunan pada pernyataan siswa tentang Pelajaran kimia bagi saya sangat sulit yaitu 26.19% , 19.05% dan 16.67%.

Berdasarkan perolehan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, melalui pemanfaatan media pembelajaran elektronik mampu meningkatkan motivasi siswa belajar kimia. Di sisi lain dengan bantuan media elektronik mampu mengurangi tingkat kesulitan  siswa dalam memahami pelajaran.

Selanjutnya peneliti menyarankan pada diri sendiri, guru kimia pada khususnya, dan guru mata pelajaran yang lain pada umumnya  untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mencari dan menentukan metode ataupun media pembelajaran. Apalagi di era teknologi informasi yang sudah sangat meluas segala kebutuhan bisa di akses lewat jaringan global (internet), yang diperlukan adalah kemauan kita untuk maju. Seiring dengan program pemerintah tentang profesionalisme guru, maka guru harus benar-benar memiliki kompetensi. Jangan sampai timbul kesan program sertifikasi guru profesional hanya semata mengejar finansial yang lebih baik, namun kompetensi guru sendiri tidak ada bedanya dengan sebelumnya.